A.
Pengertian
IPS sebagai Ilmu Sosial (Social Sciences)
Terdapat banyak
pengertian IPS yang diberikan oleh para ahli. Diantara pendapat tersebut
diuraikan berikut.
1. Menurut Nasution (1975),
IPS adalah bidang studi yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran
sosial. Dapat juga dikatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang
menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu sosial.
2. Kurikulum 1975
mendefinisikan IPS sebagai bidang studi merupakan panduan atau fusi dari
sejumlah mata pelajaran sosial. • IPS adalah bidang studi yang menghormati,
mempelajari, mengolah dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan
masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan
diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk terpadu dari
berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, dan disederhanakan sesuai dengan
kepentingan sekolah-sekolah. (Pedoman IPS-IKIP Surabaya)
3. Tjokrodikarjo (1982)
mendefinisikan IPS sebagai perwujudan dari suatu pendekatan interdisiplin dari
ilmu-ilmu sosial. Ia merupakan integrasi berbagai cabang ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi,
ilmu politik dan ekologi manusia. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan
instruksional dengan materi sederhana, menarik, mudah dimengerti dan
dipelajari.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan,
bahwa IPS adalah pelajaran atau bidang studi yang merupakan fusi (paduan) dan
integrasi ilmu. Ilmu sosial yang dikemas dengan materi yang sederhana, menarik,
mudah dimengerti dan dipelajari untuk tujuan instruksional di sekolah.
Latar belakang dimasukkannya IPS pada kurikulum
sekolah di Indonesia (SD/ MI, SMP, dan SMU) berbeda dari hal serupa di Inggris
dan Amerika. Perkembangan sekolah di Indonesia terjadi akibat penyelenggaraan
sekolah formal selama masa penjajahan. Oleh karenanya, materi pelajaran di
sekolah kebanyakan merupakan kelanjutan dari kurikulum pendidikan warisan Belanda
dan Jepang.
Preston
memberikan sejumlah alasan mengapa IPS perlu diberikan sejak tingkat pendidikan
dasar. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak masalah sosial yang luas,
kompleks dan sulit yang memerlukan pemecahan. Anak-anak perlu menyadari bahwa
mereka hidup dalam keadaan sulit yang tidak mungkin dapat segera diatasi. Untuk
itu, cara-cara yang rasional diperlukan sebagai wahana pemecahannya. IPS
memberikan berbagai informasi, ide-ide dan metode untuk menyelidikinya, yang
dapat memberikan kepuasan, kehidupan intelektual dan meletakkan dasar toleransi
bagi kehidupan antar-kelompok.
B. Perspektif dan
Tujuan Pendidikan IPS
Secara umum IPS
adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahasannya
didasarkan pada bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata
negara. Jadi definisi tersebut menekankan pada integrasi program dan disiplin
ilmu – ilmu sosial dan humaniora. Pengajaran pengetahuan Sosial di SD berfungsi
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar. Untuk memahami
kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Rasional
mempelajari IPS adalah :
1. Supaya
peserta didik dapat mensitematisasikan bahan, informasi dan atau kemampuan yang
telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
2. Supaya
peserta didik dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial
secara rasional dan bertanggung jawab.
3. Supaya
peserta didik dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan
sendiri dan antar manusia.
Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus
mempersiapkan dan mendidik anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana
kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat
vital.
Menurut
A.K. Ellis (1991), bahwa alasan dibalik diajarkannyaIPS
sebagai mata pelajaran di sekolah karena hal – hal sebagai berikut :
1. IPS
memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan demokrasi.
2. IPS
dirancang untuk membantu siswa menjelaskan “dunianya”
3. IPS
adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif.
4. IPS
membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar (fundamental understanding)
tentang sejarah, geografi dan ilmu – ilmu sosial lainnya.
5. IPS
meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah – masalah sosial.
Menurut
Barr, dkk (1978) IPS dikemukakan sebagai suatu sarana
untuk memadukan bahan dari ilmu – ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan
pendidikan warga negara yang baik. Menurut Barr, dkk (Nelson, 1987;Chapin dan
Messick, 1996) merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam IPS, yaitu :
1. IPS
diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission)
2. IPS
diajarkan sebagi ilmu – ilmu sosial.
3. IPS
diajarkan sebagai reflektif inquiry (reflective inquiry)
Menurut
Roberta Woolover dan Kathryn P. Scoot (1987), merumuskan lima
perspektif dalam mengajarkan IPS, yaitu :
1. IPS
diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission)
2. IPS
diajarkan sebagai Pendidikan ilmu – ilmu sosial
3. IPS
diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry)
4. IPS
diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa.
5. IPS
diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional.
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan keidupan bangsa , bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan
pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan untuk mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari
harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan
aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam
pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu
komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS memerankan
peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada
nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks
kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat
global yang interdependen.
Siswa
membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang
dunia lingkungannya yang sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan
individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang. Kesadaran
akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content),
ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning contexs) dapat membatu kita
untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya.
Ketrampilan
yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Ketrampilan
mendapatkan dan mengolah data
2. Ketrampilan
menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita
3. Ketrampilan
menyusun pengetahuan baru
4. Ketrampilan
berpartisipasi di dalam kelompok.
Dalam hubungannya dengan nilai dalam pendidikan IPS,
seorang guru harus mendorong anak untuk aktif bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku. Guru perlu memotivasi anak untuk memiliki sikap yang
baik. Sangatah penting bagi seorang guru mendorong anak untuk memiliki sikap
yang baik, karena dengan menciptakan pengalamanpengalaman di dalam kelas siswa
diharapkan akan melakukan perbuatan yang baik dalam kegidupan sehari-harinya.
C.
IPS
sebagai Tujuan dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor
tujuan
pengajaran pendidikan IPS mencakup tiga kemampuan dasar, yakni bidang kognitif,
afektif, dan psikomotor. Pencapaian tujuan pengajaran bidang kognitif
didasarkan pada taksonomi bloom. Tujuan kognitif adalah, tujuan yang berkenaan
dengan ingatan dan pengenalan kembali pengetahuan, perkembangan kemampuan
intelektual dan keterampilan intelektual (Bloom,19:7). Dengan demikian tujuan
kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah kepada tujuan memperoleh pengetahuan,
pengertian, intelegensi, dan keterampilan berpikir siswa. Tujuan kognitif ini terbagi kedalam 6 kelompok besar, yakni:
1.
Pengetahuan
2.
Pemahaman
3.
Aplikasi
4.
Analisa
5.
Sintesis
6.
Evaluasi
Sedangakan tujuan
afektif pembelajaran PIPS adalah menekankan pada perasaan emosi, dan
derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran PIPS yang
diberikan. Secara garis besar tujuan afektif dikelompokan kedalam lima kelompok
besar, yaitu:
1.
Penerimaan
2.
Jawaban atau sambutan
3.
Penghargaan
4.
Pengorganisasian
5.
Karakteristik nilai
Tujuan
psikomotorik dapat dikelompokan pada tujuh kelompok
besar, yakni:
1.
Penginderaan
2.
Kesiapan bertindak
3.
Respon atau sambutan terbimbing
4.
Mekanisme atau tindakan yang otomatis
5.
Keterampilan yang dilakukan secara
hati-hati
6.
Adaptasi
7.
Keaslian
Jadi kesimpulannya adalah dengan pengajaran ilmu
pengetahuan sosial, kita membentuk siswa dalam hal sikap sosialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar