Senin, 06 April 2015

Pendidikan IPS dan tujuan IPS

A.      Pengertian IPS sebagai Ilmu Sosial (Social Sciences)
Terdapat banyak pengertian IPS yang diberikan oleh para ahli. Diantara pendapat tersebut diuraikan berikut.
1.      Menurut Nasution (1975), IPS adalah bidang studi yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu sosial.
2.      Kurikulum 1975 mendefinisikan IPS sebagai bidang studi merupakan panduan atau fusi dari sejumlah mata pelajaran sosial. • IPS adalah bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, dan disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah. (Pedoman IPS-IKIP Surabaya)
3.      Tjokrodikarjo (1982) mendefinisikan IPS sebagai perwujudan dari suatu pendekatan interdisiplin dari ilmu-ilmu sosial. Ia merupakan integrasi berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan instruksional dengan materi sederhana, menarik, mudah dimengerti dan dipelajari.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa IPS adalah pelajaran atau bidang studi yang merupakan fusi (paduan) dan integrasi ilmu. Ilmu sosial yang dikemas dengan materi yang sederhana, menarik, mudah dimengerti dan dipelajari untuk tujuan instruksional di sekolah.
Latar belakang dimasukkannya IPS pada kurikulum sekolah di Indonesia (SD/ MI, SMP, dan SMU) berbeda dari hal serupa di Inggris dan Amerika. Perkembangan sekolah di Indonesia terjadi akibat penyelenggaraan sekolah formal selama masa penjajahan. Oleh karenanya, materi pelajaran di sekolah kebanyakan merupakan kelanjutan dari kurikulum pendidikan warisan Belanda dan Jepang.
Preston memberikan sejumlah alasan mengapa IPS perlu diberikan sejak tingkat pendidikan dasar. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak masalah sosial yang luas, kompleks dan sulit yang memerlukan pemecahan. Anak-anak perlu menyadari bahwa mereka hidup dalam keadaan sulit yang tidak mungkin dapat segera diatasi. Untuk itu, cara-cara yang rasional diperlukan sebagai wahana pemecahannya. IPS memberikan berbagai informasi, ide-ide dan metode untuk menyelidikinya, yang dapat memberikan kepuasan, kehidupan intelektual dan meletakkan dasar toleransi bagi kehidupan antar-kelompok.

B.       Perspektif dan Tujuan Pendidikan IPS
Secara umum IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahasannya didasarkan pada bahan kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata negara. Jadi definisi tersebut menekankan pada integrasi program dan disiplin ilmu – ilmu sosial dan humaniora. Pengajaran pengetahuan Sosial di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar. Untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Rasional mempelajari IPS adalah :
1.      Supaya peserta didik dapat mensitematisasikan bahan, informasi dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
2.      Supaya peserta didik dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.
3.      Supaya peserta didik dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus mempersiapkan dan mendidik anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat vital.
Menurut A.K. Ellis (1991), bahwa alasan dibalik diajarkannyaIPS sebagai mata pelajaran di sekolah karena hal – hal sebagai berikut :
1.      IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekkan demokrasi.
2.      IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan “dunianya”
3.      IPS adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif.
4.      IPS membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar (fundamental understanding) tentang sejarah, geografi dan ilmu – ilmu sosial lainnya.
5.      IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah – masalah sosial.
Menurut Barr, dkk (1978) IPS dikemukakan sebagai suatu sarana untuk memadukan bahan dari ilmu – ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan warga negara yang baik. Menurut Barr, dkk (Nelson, 1987;Chapin dan Messick, 1996) merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam IPS, yaitu :
1.      IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission)
2.      IPS diajarkan sebagi ilmu – ilmu sosial.
3.      IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry (reflective inquiry)
Menurut Roberta Woolover dan Kathryn P. Scoot (1987), merumuskan lima perspektif dalam mengajarkan IPS, yaitu :
1.      IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission)
2.      IPS diajarkan sebagai Pendidikan ilmu – ilmu sosial
3.      IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry)
4.      IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa.
5.      IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan keidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interdependen.
Siswa membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang. Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content), ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning contexs) dapat membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya.
Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.      Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data
2.      Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita
3.      Ketrampilan menyusun pengetahuan baru
4.      Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.
Dalam hubungannya dengan nilai dalam pendidikan IPS, seorang guru harus mendorong anak untuk aktif bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Guru perlu memotivasi anak untuk memiliki sikap yang baik. Sangatah penting bagi seorang guru mendorong anak untuk memiliki sikap yang baik, karena dengan menciptakan pengalamanpengalaman di dalam kelas siswa diharapkan akan melakukan perbuatan yang baik dalam kegidupan sehari-harinya.

C.      IPS sebagai Tujuan dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor
tujuan pengajaran pendidikan IPS mencakup tiga kemampuan dasar, yakni bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Pencapaian tujuan pengajaran bidang kognitif didasarkan pada taksonomi bloom. Tujuan kognitif adalah, tujuan yang berkenaan dengan ingatan dan pengenalan kembali pengetahuan, perkembangan kemampuan intelektual dan keterampilan intelektual (Bloom,19:7). Dengan demikian tujuan kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah kepada tujuan memperoleh pengetahuan, pengertian, intelegensi, dan keterampilan berpikir siswa. Tujuan kognitif ini terbagi kedalam 6 kelompok besar, yakni:
1.    Pengetahuan
2.    Pemahaman
3.    Aplikasi
4.    Analisa
5.    Sintesis
6.    Evaluasi
Sedangakan tujuan afektif pembelajaran PIPS adalah menekankan pada perasaan emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran PIPS yang diberikan. Secara garis besar tujuan afektif dikelompokan kedalam lima kelompok besar, yaitu:
1.    Penerimaan
2.    Jawaban atau sambutan
3.    Penghargaan
4.    Pengorganisasian
5.    Karakteristik nilai

Tujuan psikomotorik dapat dikelompokan pada tujuh kelompok besar, yakni:
1.    Penginderaan
2.    Kesiapan bertindak
3.    Respon atau sambutan terbimbing
4.    Mekanisme atau tindakan yang otomatis
5.    Keterampilan yang dilakukan secara hati-hati
6.    Adaptasi
7.    Keaslian
Jadi kesimpulannya adalah dengan pengajaran ilmu pengetahuan sosial, kita membentuk siswa dalam hal sikap sosialnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar